Selasa, 15 Desember 2015

LAPORAN AKURASI DAN PRESISI SERTA TAMPILAN DATA



LAPORAN PRAKTIKUM BIOMETRI
Acara I

“AKURASI DAN PRESISI SERTA TAMPILAN DATA”


DISUSUN OLEH
NAMA : ENDANG LISTIANI
KELOMPOK : 1 (Satu)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013
Latar Belakang
Dalam Percobaan biologi sering melakukan berbagai perlakuan seperti meneteskan aquades ataupun dalam mengencerkan larutan kimia dan melakukan pengukuran panjang dan lebar daun pada pengamatan morfologi tumbuhan . Namun banyak satu tetes dari setiap praktikan dan seberapa panjang dan lebar yang diukur praktikan tidak selalu sama antara praktikan satu dengan praktikan yang lainnya, Jika dalam penelitian diperlukan konsistensi jumlah dan ukuran yang sama tentu memerlukan latihan agar satu tetes dan setiap panjang setara dengan yang diinginkan. Jumlah volume dan panjang ini dapat diuji dengan melakukan beberapa kali pengulangan sehingga diperoleh hasil selisih perbedaan yang kecil.
Ketelitian dan ketepatan dalam padatan merupakan prosedur mutlak dalam pengamatan untuk praktikum atau penelitian. Jenis dan jumlah data serta cara pengukuran atau pengambilan sampel akan mempengaruhi hasil dan interpretasi data sekaligus kesimpulan (inference). Ketelitian akan mendukung akurasi data, dan konsentrasi dalam pengukuran menunjukkan presisi data.
Untuk membuktikan keakuratan dan kepresisian sebuah data, maka perlu dilakukan praktikum ini untuk menentukan akurasi, presisi dan melaporkan dengan pilihan tampilan data yang sesuai dengan percobaan yang dilakukan.

a.     Landasan Teori
Faktor-faktor presisi dan bias sangat ditentukan oleh terjadinya faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama pengukuran. Akurasi dan presisi dapat bersumber dari individuyang melakukan pengukuran dan alat yang digunakan. Tiap individu memiliki keterampilanyang berbeda dalam melakukan pengukuran khususnya dalam menggunakan alat sehinggadiperlukan latihan-latihan dalam meningkatkan akurasi dan presisi hingga hasil yang diperolehmendekati hasil yang sebenarnya. Begitu juga alat memiliki tingkat akurasi dan presisi yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya (Tsividis, 2001).

b.     Permasalahan
Adapun permasalahan dari praktikum kali ini yang akan dibahas adalah :
1.      Berapa tendensi sentral dan standar deviasi pada kedua kasus yang diberikan ditinjau dari individu maupun alat yang digunakan?
2.      Bagaimana presisi dan akurasi atas kedua kasus tersebut ditinjau dari individu maupun alat yang digunakan?
3.      Bagaimana hubungan antara presisi dan akurasi berdasarkan kedua kasus tersebut?

c.      Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
1.      Menghitung mean dan standar deviasi pada kedua kasus yang diberikan ditinjau dari individu maupun alat yang digunakan?
2.      Mengetahui presisi dan akurasi pada kedua kasus yang diberikan ditinjau dari individu maupun alat yang digunakan?
3.      Mengetahui hubungan antara presisi dan akurasi berdasarkan kedua kasus tersebut.

Metodologi
a.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu pipet tetes, pipet volume, bolb, beaker glass, beaker glass plastik, penggaris dan ubin. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air.
b.     Prosedur Pengamatan
-Kasus 1
          Disediakan alat seperti beaker glass kaca 50ml, beaker glas plastik, dan pipet tetes, kemudian bahan yang digunakan yaitu air. Air disediakan didalam beaker glass plastik. Ambil air menggunakan pipet tetes, kemudian perlahan lahan lakukan penetesan 5 kali penetesan dengan 5 tetes air. Penetesan dilakukan oleh setiap orang. Air ditetesi kedalam beaker glass, kemudian air yang didalam beaker glas tersebut ditimbang menggunakan neraca digital. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan pipet volume. Catat data yang didapat ke dalam Log Book, hitung median, mean, modus, dan standar deviasinya.
- Kasus 2
          Disediakan penggaris dan Log Book. Setiap kelompok mengukur panjang dan lebar ubin yang ada di sekitar laboratorium P.Biologi Untan. Setiap kelompok mengukur 50 ubin. Tulis hasilnya ke Log Book, kemudian hitung median, mean, modus, dan standar deviasinya.










Data dan pembahasan
Kasus1







Tabel 1. Hasil Percobaan Pengetesan dengan Menggunakan Pipet tetes

Nama
Pengulangan Pipet tetes
Mean
Modus
Median
STDV
1
2
3
Desi
0.22
0.21
0.24
0.223333
0
0.22
0.015275
Endang
0.21
0.24
0.22
0.223333
0
0.22
0.015275
Uswa
0.23
0.21
0.23
0.223333
0
0.23
0.011547

Tabel 2. Hasil Percobaan Pengetesan dengan Menggunakan Pipet Bulb
Nama
Pengulangan
Mean
Modus
Median
STDV
1
2
3
Desi
5.05
5.08
5.05
5.06
5.05
5.05
0.017321
Endang
5.11
5.13
5.07
5.103333
0
5.11
0.030551
Uswa
5.05
5.18
5.08
5.103333
0
5.08
0.068069

Tabel 3. Data Pengukuran porselen di laboratorium Biologi
Ulangan Ke-
Panjang(p)
Lebar(l)
Luas(L)
Mean
x-X
|x-X|^2
1
19.8
19.7
390.06
386.8552
3.2048
10.27074
2
19.8
19.7
390.06
386.8552
3.2048
10.27074
3
19.8
19.7
390.06
386.8552
3.2048
10.27074
4
19.7
19.6
396.12
386.8552
9.2648
85.83652
5
19.8
19.6
388.08
386.8552
1.2248
1.500135
6
19.6
19.7
396.12
386.8552
9.2648
85.83652
7
19.7
19.6
396.12
386.8552
9.2648
85.83652
8
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
9
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
10
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
11
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
12
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
13
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
14
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
15
19.7
19.6
396.12
386.8552
9.2648
85.83652
16
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
17
19.6
19.7
396.12
386.8552
9.2648
85.83652
18
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
19
19.5
19.5
380.25
386.8552
-6.6052
43.62867
20
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
21
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
22
19.6
19.5
382.2
386.8552
-4.6552
21.67089
23
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
24
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
25
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
26
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
27
19.6
19.7
396.12
386.8552
9.2648
85.83652
28
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
29
19.5
19
370.5
386.8552
-16.3552
267.4926
30
19.6
19.7
386.12
386.8552
-0.7352
0.540519
31
19.7
19.8
390.06
386.8552
3.2048
10.27074
32
19.7
19.8
390.06
386.8552
3.2048
10.27074
33
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
34
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
35
19.6
19.5
382.2
386.8552
-4.6552
21.67089
36
19.6
19.5
382.2
386.8552
-4.6552
21.67089
37
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
38
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
39
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
40
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
41
19.6
19.5
382.2
386.8552
-4.6552
21.67089
42
19.6
19.6
384.16
386.8552
-2.6952
7.264103
43
19.7
19.5
384.15
386.8552
-2.7052
7.318107
44
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
45
19.6
19.7
386.12
386.8552
-0.7352
0.540519
46
19.7
19.7
388.09
386.8552
1.2348
1.524731
47
19.7
19.6
386.12
386.8552
-0.7352
0.540519
48
19.8
19.7
390.06
386.8552
3.2048
10.27074
49
19.6
19.7
386.12
386.8552
-0.7352
0.540519
50
19.7
19.6
386.12
386.8552
-0.7352
0.540519
Total



1110.178
Modus
384.16



Median
384.16



STDV
4.808037


















Keterangan :       2. Desi     3. Endang     4. Uswa

Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian akurasi dan presisi dengan cara mengambil larutan menggunakan pipet tetes dan mengukur luas Ubin di laboratorium FKIP Untan. akurasi merupakan seberapa dekat suatu angka hasil pengukuran terhadap angka sebenarnya. Sementara presisi merupakan derajat kedekatan kesamaan pengukuran antara satu dengan lainnya. Untuk mengetahui presisi dan akurasi pada sebuah metode penelitian, dapat dilihat dari kedua kasus dibawah ini. dimana kasus pertama adalah mengukur seberapa banyak volume air yang diambil menggunakan pipet tetes oleh individu yang berbeda. Dan kasus kedua adalah pengukuran luas Ubin sebanyak 50 buah.
Pengukuran penetesan dilakukan dengan  pipEt tetes dan pipet bulb . pada penetesan Endang memiliki akurasi tinggi karena memiliki kedekatan  nilai mean yang diperoleh yaitu 0,230 ml dengan nilai rata-rata mean yaitu 0,243 ml dan presisi tinggi karena memiliki SD paling kecil yakni 0.011547 dibandingkan kedua lainnya. Pada penetesan menggunakan pipet bulb.  Penetesan  Desi memiliki akurasi tinggi karena memiliki kedekatan  nilai mean yang diperoleh yaitu 0.017321 ml dengan nilai rata-rata mean yaitu 0,243 ml. Sedangkan Uswa memiliki presisi tertinggi dikarenakan seringnya muncul angka yang sama dipengulangannya sehingga Uswa memiliki SD paling kecil yakni 0.011547.
Perbedaan hasil yang diperoleh oleh setiap individu disebabkan oleh ketelitian masing-masing individu dalam menggunakan alat. Setiap individu memiliki tingkat pemberian tetesan yang berbeda sesuai kondisinya saat itu. Namun semua faktor luar tersebut dianggap sama. Berdasarkan kasus tersebut, jika hasil pengukuran saling berdekatan (mengumpul) maka dikatakan mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya jika hasil pengukuran menyebar maka dikatakan mempunyai presisi rendah. Presisi diindikasikan dengan penyebaran distribusi probabilitas. Distribusi yang sempit mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya. Ukuran presisi yang sering digunakan adalah standar deviasi ( σ). Presisi tinggi nilai standar deviasinya kecil dan sebaliknya.
Pengukuran pada menghitung luas ubin yang ada di lab. Biologi. Dimana ubin ini memiliki ukuran standar 20X20 CM. Ini dapat dilihat saat pembelian ubin. Namun, setelah dilakukan pengkuran terhadap 50 ubin.tidak ubin yang memliki keakuasian paling tinggiyang pengukurannya 20 cm. Diperoleh nilai yang sering muncul adalah dengan luas 384.16 sebanyak 15 kali, rata-rata luas ubin tersebut adalah 386.8552, lalu diperoleh juga SD yang cukup bsar yakni 4.808037. SD menunjukkan keragaman data yang diperoleh, semakin kecil SD maka tingkat akurasi dan presisinya juga semakin tinggi.
Selain melakukan perhitungan SD, biasanya dicari juga perhitungan SE (Standard error). Standard error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga atau statistic. Standard error juga dapat diintepretasikan seberapa akurat penduga dalam menduga parameter.
Hubungan antara akurasi dan presisi dapat terjadi dalam empat hal:
·  Akurasi dan presisi sama-sama rendah
·  Presisi tinggi, akurasi rendah
·  Presisi rendah, akurasi tinggi
·  Akurasi dan Presisi tinggi(Saputra, 2009)


 


Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa presisi tertinggi dapat dilihat dari nilai modus yang sering muncul dan nilai mean yang mendekati mean kelompok.Presisi dan akurasi tertinggi diperoleh dari pendekatan nilai dari standar acuan yang ditentukan. Terjadinya perbedaan pengukuran disetiap pengulangan dan setiap individu disebabkan oleh oleh ketelitian masing-masing individu dalam menggunakan alat.

Referensi
Y. Tsividis, A First Lab in Circuits and Electronics, Jons Wiley and Sons, 2001. Dalam Juniar, Nita. 2010 Laporan Praktikum Presisi dan Akurasi. (Online) http://juniarnita.blogspot.com/2010/11/laporan-praktikum-presisi-dan-akuarsi.html (8 Oktober 2013).

Template by:

Free Blog Templates